 |
| MESJID SHILATURAHMI |
Salah seorang jamaah mengatakan perbedaan yang ada sejatinya bukanlah persoalan baru di negara kita, tak terkecuali di jorong Sawah Padang. Namun beliau mengatakan jamaah mesjid Shilaturrahmi sudah terbiasa dengan hal demikian, tetapi kata beliau, yang mesti disyukuri adalah baik jamaah yang berpuasa mengikuti instruksi pemerintah ataupun Muhammadiyah saling menghargai satu sama lain.
Hal ini terlihat pada ba’da Isya, jamaah mesjid saling bercengkerama satu sama lain. Selang beberapa saat kemudian seorang tokoh masyarakat yang juga merupakan imam Mesjid Shilaturrahmi berdiri dan memaparkan sedikit tentang perbedaan yang muncul. Beliau mengutarakan tentang metode hisab dan melihat hilal. Adapun sesuatu yang dapat di petik dari penjelasan beliau adalah, baik itu yang berpuasa hari Sabtu ataupun berpuasa hari Minggu keduanya sama-sama ada sandaran ataupun pegangan masing-masing. Tidak ada yang mesti di hebohkan dan dicemaskan.
Adapun kata beliau yang menyalahi aturan ataupun syariat adalah jika seseorang meyakini dalam hatinya bahwa 1 Ramadhan itu jatuh hari Sabtu, akan tetapi karena hari Sabtu bertepatan dengan pasar di jorong Sawah Padang maka ia memutuskan untuk tidak berpuasa di hari tersebut. Maka tidak ada agama memberikan toleransi akan hal tersebut. Setelah beliau memaparkan tentang penetapan 1 Ramadhan, beberapa orang jamaah yang baru akan memulai puasa hari Minggu segera meninggalkan mesjid sedangkan yang memilih untuk berpuasa hari Sabtu serentak berdiri untuk mendirikan shalat Taraweh.(ade prima hendra)
