1970-1975:
pindah ke Kairo untuk melanjutkan kuliah sarjana di fakultas tehnik dan lulus
dengan nilai cum laude. Kemudian menjadi dosen di kampus tersebut.
1975:
ikut wajib militer selama dua tahun sebagai prajurit di persenjataan perang
kimia, divisi dua infantri.
30
November 1978: menikah dan dikarunia 4 anak dan 3 cucu. Kedua anaknya
mendapatkan kewarganegaraan Amerika.
1978:
pergi ke Amerika Serikat untuk bekerja dan melanjutkan kuliah. Mendapatkan
gelar Master di bidang enegi matahari.
1979:
menjadi anggota Al-Ikhwan Al-Muslimun (Ikhwan)
1982:
mendapat gelar doktor di bidang mesin penggerak udara dari Universitas
California Selatan.
1982-1985:
bekerja sebagai dosen pembantu di Universitas California.
1985:
bekerja sebagai dosen dan dekan fakultas teknik (rekayasa material) Universitas
Zagaziq Provinsi Sharqia hingga tahun 2010.
1992:
anggota bidang politik Ikhwan.
2000:
caleg dalam pileg dan berhasil menjadi aleg. Menjadi juru bicara fraksi Ikhwan
di parlemen Mesir hingga tahun 2005.
2004:
ikut dalam pendirian Fron Nasional untuk Perubahan bersama Dr. Aziz Sidqi.
2005:
ikut menjadi caleg dan berhasil sebagai aleg dengan perolehan suara paling
tinggi dibandingkan dengan calon-calon lainnya. Tapi kemudian dilakukan pemilu
putaran kedua, calon lainnya diumumkan sebagai pemenangnya.
18 Mei
2006: Mursi ditangkap di depan pengadilan utara Kairo saat beliau ikut dalam
aksi demo menentang pemindahan dua hakim ke komisi arbitrase. Kedua hakim itu
adalah Mahmud Makki dan Hisyam Bastuwaesi. Kedua hakim ini terkenal akan
sikapnya yang menentang kecurangan pemilu legislatif tahun 2005.
10
Desember 2006: Muhammad Mursi dibebaskan
2010:
ikut bersama Dr. Muhammad el-Baradai mendirikan Organisasi Nasional untuk Perubahan.
28
Januari 2011: Aparat keamanan Mesir menahan Mursi bersama 34 pimpinan Ikhwan
lainnya karena ikut dalam aksi demo “Jumat Marah”.
30
Januari 2011: penduduk Mesir membebaskan Mursi setelah aparat keamanan kabur
meninggalkan penjara selama terjadinya revolusi Mesir (25 Januari 2011).
11
Pebruari 2011: Husni Mubarak mundur dari tahta presiden dan kekuasaan negara
diambil alih oleh dewan militer.
30
April 2011: majelis syuro Ikhwan memilih Mursi sebagai ketua Partai Kebebasan
dan Keadilan (FJP), sayap politik Ikhwan. Disamping memilih Mursi, majelis
syuro Ikhwan juga memilih Esam Oryan menjadi wakil ketua FJP dan Muhammad
al-Katatni sebagai sekretaris jendral FJP.
Juni
2011: Mursi ikut dalam pendirian Aliansi Demokrasi untuk Mesir, yang
beranggotakan 40 partai politik untuk terjun dalam pemilu legislatif.
7 April
2012: FJP mengumumkan Mursi sebagai calon cadangan dalam pemilu presiden untuk
calon Ikhwan dan FJP yang sudah siap, Khaerat Syater. Syater kemudian
didiskualifikasi oleh KPU Mesir karena alasan hukum.
17
April 2012: pengumuman Ikhwan menjelaskan bahwa Mursi akan bertarung dalam
pilpres menggantikan Syater membawa program “kebangkitan”.
23-24
Mei 2012: putaran pertama pilpres dimulai.
28 Mei
2012: ketua KPU Mesir, Faruq Sultan mengumumkan perolehan suara Muhamad Mursi
sebanyak 5.764.952 suara dan Ahmad Syafiq memperoleh 5.505.327 suara. Dengan
begitu harus dilakukan putaran kedua.
16-17
Juni 2012: putaran kedua pilpres dimulai dengan pertarungan sengit antara Mursi
dan Syafiq.
18 Juni
2012: tim kampanye Mursi mengumumkan kemenangan calonnya setelah perhitungan di
masing-masing tempat pemungutan suara direkap. Kemudian Mursi berpidato dalam
konfrensi pers yang isinya Mursi berjanji menjaga tujuan revolusi.
24 Juni
2012: ketua KPU Mesir, Faruq Sultan mengumumkan kemenangan Mursi sebagai
presiden Mesir yang baru.