Idola merupakan sebuah
jalan pintas untuk mengekspresikan diri yang sesuai dengan selera seseorang. Dengan
mencontoh bahkan meng copy paste setiap yang melekat pada idolanya tak
jarang mereka merasa bahwa jati dirinya bisa terwakilkan. Diakui ataupun tidak
setiap orang memiliki idola dan setiap idola memiliki arti terpenting dalam
perjalanan hidupnya. Dan profesi guru adalah profesi yang banyak menjadi idola
dalam setiap perjalanan hidup manusia. Maka sudah semestinya menjadi guru
merupakan pilihan terbaik yang diambil oleh seorang muslim untuk berbagi ilmu, dan
berbagi kebaikan kepada lingkungan sekitar.
Ketika bertugas
menyampaikan ilmu tentu seorang guru berharap akan ada di masa depan diantara
anak didik yang hari ini duduk di bangku kelasnya menjadi generasi-generasi
gemilang, generasi-generasi emas di masa mendatang. Maka untuk mencapai titik
itu ada hal penting yang mesti dijaga dan tak boleh terlewatkan sebelum
menyampaikannya, hal penting itu ialah adab. Para ulama sepakat dengan kalimat Al
adabu qabla ilmi. Sebuah kalimat yang diambil dari Bahasa Arab yang artinya
adalah Adab sebelum ilmu.
Kalaulah kita mempelajari
Sejarah, guru-guru peradaban masa lampau memberikan porsi Istimewa tentang
adab. Sebagaimana salah seorang generasi terbaik umat Islam Abdullah bin
Mubarak Ra mengatakan bahwa “saya membutuhkan 30 tahun untuk belajar adab dan
hanya 20 tahun saja untuk belajar ilmu”. Hal senada juga diutarakan oleh Ibnu
Al Jauzi dalam kitabnya dengan menukil perkataan Ibnu Mubarak “adab itu 2/3 ilmu”.
Maka dari adab tersebut
akan muncul keteladanan. Sebab apabila guru mengajarkan suatu kebaikan tapi
kebaikan itu tidak ia kerjakan dan hanya sebagai pemanis kata saja dalam
menyampaikan ilmu, maka ilmu akan sulit untuk menembus hati siswa-siswanya.
Karena hanyalah suara hati yang akan mampu menembus hati.
Saat kita menjatuhkan
pilihan menjadi pengemban Amanah mulia yang kita sebut guru ini. Ia akan
menjadi idola bagi banyak siswanya, maka sudah merupakan keniscayaan setiap
tingkah laku, perbuatan bahkan cara berpakaian dan berbicarapun akan menjadi role
model bagi anak didiknya. Tentu seorang guru mesti punya satu sosok idola
agung yang menjadi acuan bagi dirinya dalam bersikap, berpenampilan dan
berprilaku dan semua itu paripurna terdapat pada sosok baginda Nabi Muhammad
SAW.
Mata setiap siswa akan
terikat kepada sosok gurunya, memorinya akan menyimpan dengan utuh setiap cara
bahkan gerak kerik yang dilakukan oleh gurunya. Memori itu akan dikeluarkan,
dimanfaatkan setiap menghadapi situasi yang serupa dengan yang dulu dijumpai
oleh sang guru.
Seorang murid akan
menganggap baik apa-apa yang dianggap baik oleh gurunya dan tentu sudah
selayaknya kita memperlihatkan teladan yang baik untuk mereka ikuti. Semua umat
islam tau bahwa Rasulullah SAW merupakan keteladanan puncak sebagai seorang
guru besar bagi seluruh umat manusia dan sudah semestinya keteladanan yang kita
berikan merujuk pada keteladanan sang manusia agung.