![]() |
foto: EJK |
Bareh adalah kata dalam bahasa
Minang untuk kata Beras dalam Bahasa Indonesia, sedangkan Solok adalah nama
daerah yang terdapat di Sumatera Barat. Sebelum Desember 1970 Solok adalah
sebuah Kabupaten di Sumatera Barat dg ibukotanya Kota Solok. Pada 17 Desember
1970 Kota Solok resmi menjadi sebuah daerah otonom yg dikala itu dinamakan
Kotamadya.
Setelah
era otonomi daerah tahun 2000, beberapa Kabupaten di Sumatera Barat mulai
dimekarkan salah satu diantaranya adalah Kabupaten Solok yg mekar menjadi
Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan, hingga Solok yg dulu merupakan satu
daerah Kabupaten sekarang telah pecah menjadi dua kabupaten dan satu Kota.
Hamparan luas sawahselesai panen,
dibatas Kota dan Kabupaten Solok. Dokumen Pribadi.
Daerah
Solok sebagaimana daerah-daerah lain di Sumbar adalah daerah agraris
(Pertanian). Komoditas Pertanian utama daerah ini adalah “Padi”. Padi adalah
bahan dasar untuk memproduksi Beras. Orang terutama Anak Muda sekarang
kebanyakkan hanya kenal beras, mereka kurang kenal dg Padi yg merupakan dasar
untuk mendapatkan beras.
Kembali
ke Bareh Solok, sebenarnya Bareh Solok itu bibit padinya ada yg sama dg beras
lain yg dihasilkan oleh daerah lain seperti Batusangkar, Pariaman atau Lima
Puluah Kota, namun disanalah kekuasaan Tuhan, Padi yg sama ditanam didaerah yg
berbeda akan memberikan padi dengan beras yg berlainan rasanya.
Tuhan
memberikan keistimewaan untuk tanaman padi yg ditanam di daerah Solok, apakah
jenis padinya “anak daro”, “Caredek”, “Sokan” atau “Randah Kuniang” hasilnya
adalah Bareh Solok nan tanamo, dan lamak rasonyo; berasnya putih bersih rasanya
wow enak seperti bunyi bait syair lagu Bareh Slok ciptaan Nuskan Syarif yg
dipopulerkan “Ciek Uniang” Elly Kasim pada tahun 60an.
Bareh
Solok tanak di dandang
dipagatok ulam pario
Bunyi kulek cando badendang
dek ditingkah, ehem, si samba lado
dipagatok ulam pario
Bunyi kulek cando badendang
dek ditingkah, ehem, si samba lado
Urang
Sumpu jalan barampek
Di Singkarak singgah dahulu
Bareh baru makan jo pangek
indak nampak, ondeh maak, mintuo lalu
Di Singkarak singgah dahulu
Bareh baru makan jo pangek
indak nampak, ondeh maak, mintuo lalu
Bareh
Solok bareh tanamo
bareh Solok lamak rasonyo
Bareh Solok bareh tanamo
bareh Solok lamak rasonyo
bareh Solok lamak rasonyo
Bareh Solok bareh tanamo
bareh Solok lamak rasonyo
Kata-kata
dalam syair lagu ini menjelaskan, bahwa bareh solok yg ditanak dalam “dandang”
(sejenis alat yg digunakan untuk memasak nasi dalam jumlah yg cukup besar),
Bila telah masak nasinya dimakan dg ulam pario, maka orang yang memakannya ,
kunyahannya akan menghasilkan suara seperti berdendang apalagi kalau dilengkapi
dg samba lado.
Samba
Lado adalah sejenis teman makan nasi di Sumatera Barat yg bahan dasarnya lado
(Cabe). Cabe yg telah dibuang tampuknya, ditarok diatas nasi yg telah hampir
kering air pemasaknya, kemudian cabe ini digiling dan diberi beberapa resep
antara lain garam, maco(sejenis ikan kecil) dan ditambah dg rasa yg kita
inginkan seperti jengkol (kalau siap dinamakan samba lado jariang), petai (jadi
samba lado patai), Terung (jadi samba lado taruang) dll.
Bila
kita makan dg cara ini bisa-bisa mertua lalu tidak kelihatan karena enaknya
bareh solok dari padi baru yg dimakan dg pangek. Di Sumbar mertua harus
dihormati seperti menghormati orang tua sendiri. Sangat keterlaluan bila
seseorang makan, mertua lewat tidak disapa atau diajak makan. Tapi itulah
akibat dari enaknya bareh Solok, mertua lewat bisa tak nampak.
Dahulu
Bareh Solok ataupun beras daerah lain di Sumbar diproduksi dg menumbuk
menggunakan lesung dan alu atau lesung Injak dan yg agak lebih modern adalah
lesung yg dijalankan dg Kincir Air, kalau sekarang beras diproduksi menggunakan
Rice Milling Unit atau di Sumbar lebih dikenal sebagai Heler.
Itulah
sekelumit informasi tentang Bareh Solok, simbol yg menjadi kebanggan urang
Solok terutama Kabupaten dan Kota Solok, hingga di Kota Solok digunakan sebagai
nama terminal. Semoga bermanfaat.
(sumber:
Kompasiana.com)