Ini cerita
tentang ku kawan,
yang memilih mundur dari medan laga,
seandainya ku mau,
tapi apa daya q
teman,
semangat itu
tlah padam sebelum menyala,
kastil yang
dulu ku bangun dengan deraian darah dan air mata,
seakan berbalik
mengintai q bak mangsa,
bayangkan saja,
tengah ku berjihad di medan laga,
di belakang ia
menikam beringas tak berbendung,
sekarang ku
mulai tersadar dengan smua,
aku di sini
hanyalah berdiri sejenak,
menunggu giliran tuk tereliminasi,
kini q coba
bangkit dengan sisa-sisa puing lapuk
berharap
mukjizat Tuhan datang menyambar,
mencengkeram
dan menghantarkan di tengah puncak
dimana aku bisa
mengibarkan mimpi-mimpiq